Assalamualaikum Manteman!!!
Yak yak yak, masih bersama dengan aq, dan anda kembali menyaksikan blog qu yang cuantiqnya thak tertahankan seasia tenggara yang ulaala manjah sequali. Maju mundur dulu ach... //wkwkwk//.
So guys, pada postingan blog cantiqqu kali ini, qu akan menceritakan pengalaman menarik yang cetar membahana menyenagkan yang baru hot hot ini terjadi. Tapi ini tida gosip yach :v, tapi tenang, masih tetap dikupas dengan tajam, tapi tida setajam S*let. //kwek//
Soo, dalam potingan ini qu akan berserita tentaaaang....
FIELD TRIP !!!!
Jadi guys, field trip ini merupakan salah satu program sekolah qu yang hanya dilakukan anak kelas 9, tujuannya untuk pembelajaran yang langsung turun ke lapangan. Sekaliaan refreshing sebelum Ujian Akhir ya kan :v Nah, pada tahun ini kami satu angkatan pergi field trip menuju Sumatra Barat, tepatnya wilayah Pandai Sikek, berlangsung selama 3 hari, yaitu dari tanggal 18 Januari 2019 sampai dengan 20 Januari 2019.
Pagi hari Jum'at tanggal 18 Januari 2019, kami berkumpul di lapangan Sanggar Lancang Kuning di bawah sekolah. Bunyi seretan koper dan suara murid murid yang kegirangan terdengar jelas ditelinga, tak tertinggal pula sahutan pamit dari anak keorang tuanya, tidak bisa dikatakan tenang, karena memang sangat jauh dari kata itu, kicauan burung di pagi hari pun terlupakan karenanya. Berbagai barang tanpa sengaja terpamerkan saat itu, mulai dari headphone tegantung dileher, koper isi baju 10 kg, bantal leher unyu unyu, cemilan berbungkus bungkus, sampai make up emak yang setebal buku harry potter terpampang dengan jelas demi jepretan selfie yang biasanya dikirim ke grup family di WA dengan hashtag 'si adek pergi field trip hari ini'. Pagi itu qu hanya ikut nimbrung dengan teman teman yang sedang melingkar bercerita tentang sebesar apa kekhawatiran mereka karena takut dikatain 'ngapain bawa koper segala, orang cuma tiga hari kok', sebenarnya aqu juga sih :v //kwek//. Lalu dengan adanya tanda, setelah berpamitan dengan orang tua dan kami pun masuk ke bus masing masing.
Setelah menempuh waktu 7 setengah jam, kami sampai di Payakumbuh dan mampir di tempat wisata Bukit Kelinci. Udara disana benar benar sejuk dan tanahnya lengket di sepatu. Kamera dan handphone bermerek dikeluarkan saat itu, mengambil beberapa jepretan foto, baik selca, selfie, serong kanan, dan apapun namanya itu, benar benar menjadi suatu kewajiban disini, sebuah kesempatan yang dilewatkan jika tidak melakukannya. Terlebih lagi jika objeknya instagramable banget, sangat kurang rasanya kalau tidak upload satu atau dua jepretan dari tempat itu. Bagi yang pingin liat, meh qu qasih foto orang cantiq.
Ngomong ngomong di Bukit Kelinci ini memang asli ada kelincinya loh guys!!. bagi yang penasaran monggo datang ke Payakumbuh.
Okeh, setelah mampir sebentar di Bukit kelinci, kami melanjutkan perjalanan ke daerah Baso tempat penginapan, sekitar pukul 09.30 kami pun akhirnya bisa merasakan kenyamanan tempat tidur penginapan setelah kurang lebih 12 jam kami duduk di bangku bus yang membawa kami. Eits, jangan salah sangka, kami tetap turun bus kok selama perjalanan untuk sholat dan makan, atau sekadar buang air.
Btw, kami menginap di Asrama Mutiara IPDN Baso, Sumatra Barat. 1 kamar terdiri dari 2 orang, so nggak perlu berlama lama mengantri kamar mandi atau berebut stop kontak untuk mengecas Hp.
Keesokan harinya, tanggal 19 Januari 2019 kami berangkat menuju daerah Pandai Sikek, kegiatan kami bagi yang putri akan turun ke sawah dan merasakan cara membajak sawah, dan menanam padi, sedangkan yang putra akan menyaksikan proses pembuatan kain Songket Nagari Pandai Sikek.
Begitu senangnya para gadis gadis saat bermain dengan lumpur, bahkan ada yang tanpa sengaja terjatuh dan mengotori bajunya, semuanya menjadi bau tanah, 'tidak masalah' kata mereka, karena kesempatan berlibur bersama teman ini hanya sekali sekali dapat mereka rasakan. Bukan hanya bermain, kami juga harus mengambil sample tanah di daerah sawah dan mengisi Lembar Kerja, sebagai hasil observasi kami di daerah tersebut. Jadi, sekali belajar, sekalian juga bersenag senang. Setelah puas bermain lumpur, kami mengganti pakaian, dan bertukar posisi dengan siswa laki laki. Sekarang, kamilah yang akan melihat proses pembuatan Songket Pandai Sikek, btw, songket pandai sikek ini ada di gambar uang kertas Rp 5.000 lohh... kalo nggak percaya lihat ajah.
Ditempat pembuatan songket, oh iya nama tempatnya 'Osoik Songket Balapak' kami diberi tahu bagaimana cara pembuatan songket, alat apa yang digunakan, harga yang dibandrol, dan bagaimana pendistribusiannya, btw songket pandai sikek ini sudah sampai keluar negri loh, mulai dari Malaysia, Singapura, Thailand, bahkan negri gingseng Korea.
Selepas dari tempat songket, kami melaksanakan shalat dzuhur dan jamak dengan ashar dan tak lupa makan siang. Setelahnya, kami langsung capcus ke tempat pembudidayaan jeruk, stroberi, dan banyak buah lainnya. Tempatnya bernama 'Kolong Langit Agrowisata' berlokasi masih di daerah Pandai Sikek.
Disana, kami bisa memetik buah jeruk dan langsung merasakan buahnya. Bukan hanya jeruk, terdapat buah buahan dan bunga bunga yang sedap dipandang lainnya, seperti strawberry, raspberry, terung belanda, lavender, mawar, dan masih banyak lagi. Kami juga diberi tahu tentang buah stroberi dan bagaimana cara pembudidayaannya. Selasai pembelajaran di Kolong Langit, kami kembali ke penginapan di Baso.
Keesokan harinya tanggal 20 Januari 2019, kami harus berpisah dengan Sumatra Barat. Kami pun meninggalkan penginapan jam 07.30, tentu saja mendaptkan beberpa jepretan berharga untuk sekadar kenang kenangan.
Tapi sebelum kami benar benar meninggalkan Sumatra Barat, kami pergi ke Bukittinggi untuk sekadar berjalan jalan. Jam 08.00 kami sampai di Jam Gadang, kami pun berpencar membuat kelompok untuk menjelajahi kota Bukittinggi, ada yang hanya sekadar menjepret ria, atau hanya berjalan jalan saja, ataupun membeli oleh oleh untuk sanak saudara dirumah, semuanya dilakukan hanya dalam waktu 3 setengah jam. Sekembalinya ke bus, sudah terlihat saja tas tas plastik yang berisi oleh oleh, dimulai dari baju kapuyuak, atupun mangkuak, ataupun buku dan souvenir untuk pajangan dinding, semuanya terkumpul dalam waktu 3 jam. Setelah melakukan shalat dzuhur dan jamak ashar, serta makan siang, Kami pun rombongan meninggalkan Sumatra Barat dan menuju Riau. Karena banyak kendala selama di perjalanan kamipun sampai di Duri jam 02.30 dini hari.
Singkat memang, tapi kebahagiaan tetaplah kebahagiaan, memori itu selalu tersimpan di kepala pemiliknya, dan senyuman manispun tak dapat tersembunyikan setiap mereka membuka buku penuh merori itu secara perlahan. Memang sedikit berat rasanya meninggalkan zona nyaman, tetapi setelah meninggalkannya kita tidak akan tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Berat memang perjalanan yang kita tempuh, terlalu banyak tebing terjal dan jalan berbatu yang harus kita lewati, tak jarang pula hujan deras menusuk tulang dan harus berapa kali kita bangkit akibat jatuh dari tebing curam, Tapi kita tak pernah tahu pemandangan seperti apa yang akan kita lihat ketika sudah melihat puncaknya. Dan setelah mencapainya, kita pun akan mencari puncak baru yang bisa melihatkan dunia ini lebih indah. Begitulah hidup, terus mencari hal yang baru, dan menggapai yang baru, tapi memori yang terkenang akan terus tersimpan lama oleh pemiliknya.
Letih badan kami tak akan membandingi rasa bahagia yang kami rasakan, kami ucapkan terimakasih pada guru kami yang telah memberikan kami kesempatan untuk menulis pengalaman baru di ingatan kami. Dan juga Ayah dan Bunda yang telah bersedia melepas kami untuk pergi menggali ilmu yang lebih dalam. Tanpa kalian mungkin tak akan tertulis kalimat kalimat ini. Tidak ada yang tahu, mungkin saja kesempatan ini juga salah satu bata yang akan membangun rumah kami dimasa depan. Dari hati kami yang terdalam kami ucapkan terima kasih sebesarnya.
Yaaaahhh... habissss....
gimana? terharu nggak? uhuhuhuhu. okelah cukup sampai disini saja aqu menemani guys guys semua di postingan kali ini. semoga kita bisa ketemu lagi di postingan selanjutnya. bai bai....
Wassalamualaikum
In Memoria,
Lu'lu'